Jumat, 31 Desember 2021

Kisah Baginda Nabi Shallallahu 'alaihi Wasallam Tidak Bisa Tidur Semalam Suntuk Karena Sebutir Kurma Sedekah

BAB KEEMPAT
KETAKWAAN PARA SHAHABAT RADHYIALLAHU ANHUM

Suatu ketika Baginda Nabi Shallallahu 'alaihi Wasallam tidak dapat memejamkan matanya sepanjang malam. Berkali-kali Beliau membolak-balikkan posisi tidurnya sehingga istri beliau bertanya, "Mengapa Engkau tidak dapat tidur, Ya Rasulullah ?" Beliau menjawab, "Tadi tergeletak sebutir kurma, kemudian aku memakannya karena khawatir kurma itu terbuang sia-sia. Sekarang Aku cemas, jangan-jangan itu kurma sedekah."

Faidah
Kemungkinan besar kurma itu benar-benar milik Baginda Nabi Shallallahu 'alaihi Wasallam sendiri. Namun, karena sering datang sedekah yang diberikan oleh orang melalui Baginda Nabi Shallallahu 'alaihi Wasallam, menjadikan Beliau ragu dan membuat Beliau tidak dapat tidur sepanjang malam. Beliau khawatir kurma yang dimakan itu harta sedekah. 

Demikianlah akhlak pemimpin kita. Hanya karena perasaan ragu, Beliau berkali-kali membolak-balikkan posisi tidurnya dan tidak dapat tidur sepanjang malam. Lalu, bagaimanakah keadaan diri kita sebagai pengikut beliau? Ada yang memakan suap, riba, hasil curian, hasil rampokan, dan bermacam-macam harta yang tidak boleh dimakan, tanpa merasa takut dan cemas, sedangkan ia mengaku sebagai ummat Baginda Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi Wasallam.

Senin, 27 Desember 2021

Balasan Cahaya Berjamaah di Kegelapan Malam

  KEUTAMAAN SHALAT BERJAMAAH

Hadits ke-7 (Hal 290)

Balasan Cahaya Berjamaah di Kegelapan Malam

Dari Sayyidina Sahl Bin Sa'ad As-Sa'idi Radhyiallahu 'anhu, Baginda Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wasallam bersabda, "Berilah kabar gembira kepada orang-orang yang selalu berjalan ke masjid dalam kegelapan malam dengan cahaya yang sempurna pada hari kiamat." (H.R. Ibnu Majah, Ibnu khuzaimah, Hakim, dari kitab At-Targhib)

Faedah
Pahala pergi ke masjid di malam yang gelap gulita di dunia, akan diketahui pada saat suasana kiamat yang mengerikan ada di hadapan kita, dan setiap orang dikepung oleh musibah. balasan kesusahan pergi ke masjid akan kita dapatkan ketika sebuah cahaya yang jauh lebih terang daripada matahari bersama kita. Disebutkan dalam sebuah hadits, "Pada hari kiamat, orang-orang yang pergi ke masjid ketika malam gelap gulita akan duduk di atas mimbar dari Nur tanpa rasa takut. Padahal saat itu seluruh manusia sedang berada dalam ketakutan."

Hadits lain menyebutkan bahwa pada hari kiamat, Allah Subhanahu Wa Ta'ala akan bertanya, "Di manakah tetangga-tetangga-Ku?" Malaikat bertanya, "Siapakah tetangga-tetanggamu Ya Allah?" Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman, "Tetangga-tetanggaku adalah, Orang-orang yang senantiasa memakmurkan masjid-masjid." Hadits lain meriwayatkan bahwa tempat yang paling dicintai Allah Subhanahu Wa Ta'ala ialah masjid, dan tempat yang paling dibenci oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala adalah pasar. Hadits lain pula menyebutkan bahwa, masjid adalah taman-taman surga. (Dari kitab Jami'ush Shaghir)

Dalam Hadits Shahih disebutkan bahwa Sayyidina Abu Sa'id Radhyiallahu 'anhu meriwayatkan dari Baginda Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wasallam, "Apabila kamu melihat seseorang yang selalu pulang pergi ke masjid, maka bersaksilah bahwa ia adalah seorang mukmin." Kemudian beliau membaca ayat:


"Sesungguhnya yang memakmurkan masjid-masjid Allah hanyalah orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir." (Q.S. At-Taubah : 18), (dari Kitab Jami'ush Shaghir dan kitab Durrul Mantsur)

dalam sebuah hadits diriwayatkan, "Mengerjakan wudhu dengan susah payah, melangkahkan kaki pergi ke masjid, dan duduk menunggu shalat selepas shalat adalah penghapus dosa." (Dari kitab Jami'ush Shaghir).

Hadits lain menyebutkan, "Semakin jauh jarak seseorang menuju ke masjid, maka semakin banyak pula pahala yang akan diperolehnya." Karena setiap langkahnya menuju masjid akan dihitung sebagai pahala. Oleh karena itu, diriwayatkan bahwa jika pergi ke masjid, para Shahabat Radhyiallahu 'Anhu memperpendek langkah-langkah mereka. Hadits lain menyebutkan bahwa ada tiga hal yang jika kita mengetahui pahalanya, maka kita akan berebut untuk mendapatkannya, yaitu adzan, pergi ke masjid ketika terik matahari, dan shalat di shaff pertama. (dari kitab Jami'ush Shaghir)

Sebuah hadits menyebutkan bahwa pada hari kiamat ketika manusia dalam keadaan susah, dan matahari sangat terik, ada Tujuh golongan manusia yang akan mendapatkan perlindungan Rahmat Allah, salah satunya adalah seseorang yang hatinya selalu terpaut dengan masjid. Maksudnya, ketika ia memiliki keperluan sehingga ia keluar dari masjid, hatinya selalu ingin segera kembali ke masjid. Hadits yang menyebutkan bahwa barangsiapa mencintai masjid, maka Allah Subhanahu Wa Ta'ala akan mencintainya. (Dari Kitab Jami'ush Shaghir).

Setiap syari'at agama yang diturunkan Allah Subhanahu Wa Ta'ala mengandung banyak keberkahan kebaikan, dan pahala yang tidak terkira. Di samping itu juga mengandung banyak maslahat dan kebaikan, yang disembunyikan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala, yang sangat sulit untuk diketahui hakekatnya. Hanya Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang mengetahui rahasianya. Maslahat itu akan ditampakkan Allah Subhanahu Wa Ta'ala sesuai dengan tingkat kemampuan dan pemahaman setiap manusia. Makin tinggi tingkat kemampuan dan kepahaman seseorang, sekian banyak ia mengetahui maslahat apa yang telah diberikan Allah Subhanahu Wa Ta'ala dibalik hukum tersebut. Para ulama telah menulis tentang maslahat-maslahat yang terkandung dalam shalat berjamaah sesuai pemahaman masing-masing.

Dalam kitab Hujjatullah Al-Balighah Syaikh Waliyullah Rahmatullah 'alaihi menulis tentang maslahat shalat berjamaah yang terjemahan dan maksudnya adalah sebagai berikut: (di antara maslahat shalat berjamaah) agar kita dapat terhindar dari pengaruh adat istiadat yang buruk. Untuk itu, tidak ada cara yang lebih baik kecuali kita menjadikan Salah satu ibadah sebagai kebiasaan di tengah masyarakat. Sehingga dapat diamalkan oleh seluruh lapisan masyarakat secara terang-terangan, baik yang pandai maupun yang bodoh, baik penduduk kota maupun penduduk desa, semua akan berlomba-lomba dalam ibadah tersebut. Jika ibadah Sudah menjadi kebiasaan umum di masyarakat maka ibadah tidak mungkin dapat dipisahkan dari sendi-sendi kehidupan. Jika hal itu tercapai, niscaya akan menguatkan ketaatan kita kepada Allah subhanahu wa taala sehingga adat-istiadat yang pada mulanya menarik ke arah keburukan, akan menarik ke arah kebaikan.

tidak ada amal apapun yang lebih penting dan lebih kuat dalilnya melebihi shalat. oleh karena itu, kita wajib memulainya dan mengajak orang lain menjadikan shalat sebagai budaya. Hendaknya kita sepakat mengadakan suatu pertemuan untuk mengusahakan agar shalat menjadi suatu budaya masyarakat.

Dalam agama, ada segolongan orang yang patut dikedepankan dan diteladani. Ada segolongan lagi yang masih memerlukan dorongan dan ajakan. Ada pula yang masih lemah amalnya. Dengan shalat berjamaah, orang yang tadinya enggan beribadah akan bertemu ahli ibadah, sehingga ia tertarik untuk mengikutinya. Orang yang tadinya malas akan bertemu dengan orang yang mengajaknya rajin beribadah. Orang yang tidak punya pengetahuan agama akan bertemu dengan ulama, sehingga ia akan dibimbing oleh ulama dan dapat memahami cara-cara ibadah yang benar serta menganggap bahwa ibadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala ibarat perak yang mereka bawa ke tukang perak untuk diperiksa keasliannya, sehingga jelas dapat dibedakan antara yang boleh dan yang tidak boleh. yang boleh akan diperkuat dan yang tidak boleh akan dihentikan. Selain itu shalat berjamaah adalah untuk mengadakan pertemuan yang dihadiri oleh orang-orang yang mencintai Allah Subhanahu Wa Ta'ala, mengharap Rahmat Allah dan takut kepada Allah, sehingga menurunkan Rahmat dan berkah Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang menimbulkan pengaruh baik yang luar biasa.

Inilah maksud Ummat Baginda Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi Wasallam dibentuk, yaitu untuk mengagungkan asma Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan memenangkan Islam atas agama yang lain. Tujuan ini tidak akan tercapai selama kita tidak memperdulikan cara-cara diatas. Yakni mengumpulkan kaum muslimin semuanya. Baik orang umum, orang penting, orang kampung dan orang kota untuk menunaikan syi'ar Islam yang terbesar dan ibadah yang tertinggi (shalat). Oleh karena itulah, syari'at Islam menitikberatkan shalat Jum'at dan shalat berjamaah dengan menerangkan berkah dan rahmat yang terkumpul di dalamnya dan azab yang akan turun bagi yang meninggalkannya.

Dalam hal ini, pertemuan dibagi menjadi dua macam, yaitu pertemuan kecil setiap lingkungan dan pertemuan seluruh kota. Pertemuan setiap lingkungan mudah diadakan setiap waktu, sedangkan mengadakan pertemuan seluruh kota setiap waktu adalah sulit. Oleh karena itu, telah ditetapkan bagi kita pertemuan setiap shalat fardhu di masjid masing-masing. Kemudian pertemuan seluruh kota sepekan sekali dengan jamaah shalat Jum'at.

Hadits Ke : | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | KEMBALI

Syarat Berjumpa Dengan Allah

 KEUTAMAAN SHALAT BERJAMAAH

Hadits ke-3 (Hal 287)

Syarat Berjumpa Dengan Allah

Dari Sayyidina Ibnu Mas'ud Radhiyallahu anhu, ia berkata, "Barangsiapa ingin berjumpa dengan Allah Subhanahu Wa Ta'ala pada hari kiamat dalam keadaan Islam, hendaklah ia menjaga shalat lima waktu di tempat adzan dikumandangkan (di masjid), karena sesungguhnya Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah mensyari'atkan untuk nabi-mu jalan-jalan Hidayah, dan sesungguhnya shalat berjamaah di tempat adzan dikumandangkan termasuk jalan-jalan Hidayah tersebut. Apabila kamu shalat di rumah-rumahmu sebagaimana perbuatan Si Fulan, berarti kamu meninggalkan sunnah Nabimu. Jika kamu meninggalkan sunnah Nabimu maka sesaatah kamu. 

Tiada seorang laki-laki pun yang berwudhu dengan sempurna, lalu pergi ke salah satu masjid, kecuali Allah Subhanahu Wa Ta'ala mencatat untuk setiap langkahnya satu kebaikan, meningkatkan baginya satu derajat, dan menghapuskan baginya satu kesalahan. 

Sungguh saya melihat diantara kami pada zaman Baginda Nabi Shallallahu 'alaihi Wasallam, tidak ada orang yang tidak pergi ke masjid kecuali orang munafik yang telah diketahui kemunafikannya (Pada zaman Baginda Nabi Shallallahu 'alaihi Wasallam kebanyakan orang munafik pun tidak berani meninggalkan shalat berjamaah). Sungguh pernah ada seorang laki-laki udzur, ia dipapah oleh dua orang, lalu diberdirikan dalam shaf shalat."

Diriwayatkan pula, "Sungguh saya melihat di antara kami pada zaman Baginda Nabi Shallallahu 'alaihi Wasallam Tidak seorangpun yang meninggalkan shalat berjamaah di Masjid, kecuali orang munafik yang telah diketahui kemunafikannya atau orang sakit parah. Sungguh Seorang akan dipapah oleh dua orang untuk shalat berjamaah." Sayyidina Ibnu Mas'ud Radhiyallahu 'anhu berkata, "Sesungguhnya Baginda Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wasallam telah mengajari Kami jalan-jalan Hidayah dan sesungguhnya shalat di masjid di tempat adzan dikumandangkan termasuk jalan-jalan Hidayah." (H.R. Muslim, Abu Dawud, Nasa'i, Ibnu Majah, dari kitab At-Targhib)

Faidah
Para sahabat Radhiyallahu 'anhum sangat menjaga shalat berjamaah. meyreka berusaha agar bisa shalat berjamaah meskipun sakit dan harus dipapah oleh orang lain. Bagaimana mungkin mereka tidak mempedulikannya, sedangkan Baginda Nabi Shallallahu 'alaihi Wasallam sendiri sangat menjaga shalat berjamaah Ketika beliau sakit parah menjelang akhir hayatnya, beliau berkali-kali pingsan dan berkali-kali meminta air wudhu. Akhirnya, dengan susah payah beliau dapat berwudhu kemudian beliau pergi ke masjid dengan dipapah oleh Sayyidina Abbas Radhiyallahu 'anhu dan seorang shahabat lain, karena kaki beliau tidak bisa menapak dengan baik. Atas kehendak beliau, Sayyidina Abu Bakar Radhyiallahu 'anhu mengimami shalat berjamaah, kemudian Baginda Nabi Shallallahu 'alaihi Wasallam menyertai shalat berjamaah (dari kitab Shahih Bukhari, Muslim)

Sayyidina Abu Darda' Radhiyallahu 'anhu berkata, "Aku mendengar Baginda Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wasallam bersabda," beribadahlah kepada Allah seolah-olah dia di hadapanmu dan seolah-olah kamu melihatnya. "Anggaplah dirimu termasuk dalam daftar orang-orang yang sudah mati (Tidak merasa sebagai orang yang masih hidup, sehingga tidak gembira karena sanjungan dan tidak sedih karena cacian). Selamatkan dirimu dari Do'a buruk orang yang dizalimi. Berusahalah agar tidak meninggalkan shalat Subuh dan Isya' berjamaah meskipun harus pergi dengan merangkak di atas tanah. Hadits yang lain menyebutkan bahwa shalat Subuh dan Isya'. Sangat membebani kaum munafik. Seandainya mereka tahu betapa banyak pahala shalat berjamaah subuh dan Isya', niscaya mereka akan berusaha untuk shalat berjamaah, meskipun harus merangkak. "(Dari kitab At-Tharghib)

Hadits Ke : | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | KEMBALI

Semakin Banyak Jamaah Semakin di Cintai Allah

 KEUTAMAAN SHALAT BERJAMAAH

Hadits ke-6

Semakin Banyak Jamaah Semakin di Cintai Allah

Dari Sayyidina Qubats Bin Asyyam Al-Laitsi Radhyiallahu 'anhu, ia mengatakan bahwa Baginda Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wasallam bersabda, "Shalatnya dua orang dengan berjamaah yang salah seorang dari keduanya menjadi imam, lebih disukai Allah Subhanahu Wa Ta'ala, daripada empat orang shalat sendiri-sendiri. shalatnya empat orang berjamaah lebih disukai Allah Subhanahu Wa Ta'ala daripada delapan orang shalat sendiri-sendiri. Shalatnya delapan orang yang diimami salah seorang dari mereka, lebih disukai Allah Subhanahu Wa Ta'ala daripada seratus orang shalat sendiri-sendiri." (H.R. Bazzar, Thabarani, dari kitab At-Targhib)

Dalam hadits lain dikatakan, "jamaah yang besar lebih disukai Allah Subhanahu Wa Ta'ala daripada jamaah yang kecil."

Faidah
Sebagian orang merasa cukup shalat berjamaah di rumah atau di toko dengan dua atau empat orang. Orang seperti ini mendapatkan dua kerugian. Pertama, tidak mendapatkan pahala shalat berjamaah di Masjid, Kedua, mereka terhalang dari pahala yang disebabkan banyaknya pahala shalat berjamaah. 

Lebih banyak orang yang berjamaah akan lebih dicintai Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Jika kita melakukan suatu pekerjaan untuk mencari Ridha Allah Subhanahu Wa Ta'ala, hendaknya kita melakukannya dengan cara yang paling disukai oleh-Nya.

Sebuah hadits menyebutkan bahwa, Allah Subhanahu Wa Ta'ala suka jika melihat tiga hal yakni, (1). Shaf shalat berjamaah (2). Orang yang shalat tengah malam (Tahajjud), dan (3). Orang yang maju ke medan perang Fii Sabilillah (dari Kitab Jami'ush Shaghir)

Hadits Ke : | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | KEMBALI

Pahala Ke Masjid Walau Tertinggal Berjamaah

 KEUTAMAAN SHALAT BERJAMAAH

Hadits ke-5 (Hal 289)

Pahala Ke Masjid Walau Tertinggal Berjamaah

Dari Sayyidina Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, ia mengatakan Baginda Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wasallam bersabda "Barangsiapa berwudhu dengan baik, lalu pergi ke masjid dan ia mendapati orang-orang telah selesai shalat, maka Allah Subhanahu Wa Ta'ala akan memberinya pahala seperti pahala orang yang shalat berjamaah, tanpa sedikitpun mengurangi pahala mereka." (H.R. Abu Dawud, Nasa'i, Hakim, dari kitab At-Targhib)

Faidah
Betapa besar karunia dan anugerah Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Dengan berusaha shalat berjamaah saja, kita sudah mendapatkan pahala berjamaah meskipun kita tidak mendapatkan shalat berjamaah. Siapa yang rugi jika kita mengabaikan kesempatan seperti itu? 

Dari hadits ini kita mengetahui bahwa, janganlah kita mengurungkan pergi ke masjid hanya karena mengira shalat berjamaah sudah usai. Jika kita pergi ke masjid dan mendapatkan shalat berjamaah telah selesai, kita tetap akan mendapatkan pahala berjamaah. 

Kecuali jika kita telah meyakini sebelumnya bahwa shalat berjamaah sudah selesai maka tidak ada maknanya pergi ke masjid.

Hadits Ke : | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | KEMBALI

Jaminan Kebebasan dari Sifat Munafik

 KEUTAMAAN SHALAT BERJAMAAH

Hadits ke-4 (Hal 288)

Jaminan Kebebasan dari Sifat Munafik

Dari Sayyidina Anas Bin Malik Radhiyallahu 'anhu, ia mengatakan Baginda Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wasallam bersabda, "Barangsiapa shalat berjamaah karena Allah Subhanahu Wa Ta'ala selama 40 hari tanpa tertinggal Takbiratul ula' maka akan ditulis baginya dua kebebasan, yaitu bebas dari neraka dan bebas dari sifat munafik." (H.R. Tirmidzi, Dari Kitab At-Targhib)

Faidah
Maksudnya, seseorang yang shalat dengan ikhlas selama 40 hari dan menyertai shalat mulai imam membaca takbir, maka ia tidak akan dimasukkan ke neraka dan tidak termasuk golongan orang munafik. Orang munafik adalah orang yang menampakkan dirinya sebagai seorang muslim, tetapi menyimpan kekufuran di dalam hatinya. 

40 hari memiliki makna khusus yang dapat menyebabkan suatu perubahan. Sebagaimana bayi dalam kandungan, selama 40 hari pertama berubah dari air mani menjadi segumpal darah. 40 hari berikutnya terjadi perubahan-perubahan lain, sebagaimana disebutkan dalam suatu hadits. 

Oleh karena itu, para ahli tasawwuf mementingkan masa 40 hari. Betapa beruntung orang yang selama bertahun-tahun tidak pernah tertinggal Takbiratul ula'.

Hadits Ke : | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | KEMBALI

Pahala Shalat Berjama'ah Dilipatkan 27 Kali

KEUTAMAAN SHALAT BERJAMAAH

Hadits ke-1

Pahala Shalat Berjama'ah Dilipatkan 27 Kali
 

"Dari Sayyidina Ibnu Umar Radhiyallahu 'anhu sesungguhnya Baginda Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wasallam bersabda," 
 
صَلاَةُ الْجَمَاعَةِ أَفْضَلُ مِنْ صَلاَةِ الْفَذِّ بِسَبْعٍ وَعِشْرِينَ دَرَجَةً
 
Shalat berjamaah 27 derajat lebih utama daripada shalat sendirian. "(H.R. Bukhari (645), Muslim (650), Tirmidzi, dan Nasa'i dari kitab At-Targhib)

Pahala Shalat Berjama'ah Dilipatkan 25 Kali

KEUTAMAAN SHALAT BERJAMAAH

Hadits ke-2

Pahala Shalat Berjama'ah Dilipatkan 25 Kali

Dari Sayyidina Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhuma ia mengatakan bahwa Baginda Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wasallam bersabda, "shalat seorang laki-laki dengan berjamaah dilipatgandakan 25 kali dibanding shalat di rumahnya atau di pasarnya. Demikian itu karena jika seseorang berwudhu dengan sempurna lalu pergi ke masjid semata-mata untuk shalat berjamaah, maka ia tidak melangkah satu langkah kecuali ditinggikan baginya satu derajat dan dihapuskan baginya satu kesalahan. Jika ia selesai shalat, maka malaikat selalu berdo'a untuknya selama ia duduk di tempat shalatnya selagi belum berhadats , "Ya Allah ampunilah Ia! Ya Allah, Rahmatilah Ia!" Dan Ia terus-menerus mendapatkan pahala shalat selama menunggu shalat. "(H.R. Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Majah dari Kitab At-Targhib)

Minggu, 26 Desember 2021

Kisah ke-15 Kumpulan Kisah-kisah Pendek

   SHALATNYA ORANG-ORANG SHALIH

Kisah ke-15 (Kumpulan Kisah-kisah Pendek)

Semua orang tahu siapa Imam Abu Yusuf Rahmatullah 'alaih. Ia adalah seorang ulama, juga seorang Qadhi Qudhat (Hakim Tertinggi). Meskipun selalu sibuk dengan urusan keilmuan dan pengadilan, setiap hari ia sempat shalat Sunnah dua ratus rakaat.

Sabtu, 25 Desember 2021

Kisah ke-14 Syaikh Tsabit Bunani Rahmatullah 'alaih

   SHALATNYA ORANG-ORANG SHALIH

Kisah ke-14

Syaikh Tsabit Bunani Rahmatullah 'alaih, seorang Hafizh hadits, selalu menangis jika bermunajat kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Seseorang berkata kepadanya, "matamu akan buta Jika terus-menerus menangis." Ia menyahut, "Apa gunanya mata jika bukan untuk menangis?" 

Kisah ke-12 Khalifah Umar Bin Abdul Aziz Rahmatullah 'alaihi

   SHALATNYA ORANG-ORANG SHALIH

Kisah ke-12 

Ada juga orang-orang besar, yang mereka mempunyai kesibukan-kesibukan urusan dunia, tetapi semangat mereka dalam urusan agama sulit kita tiru. Khalifah Umar Bin Abdul Aziz Rahmatullah 'alaihi adalah salah seorang Khalifah yang terkenal setelah Khulafaur Rasyidin. 

Bahkan Ia dimasukkan sebagai salah seorang diantara Khulafaur Rasyidin. Istrinya pernah berkata, "Mungkin banyak orang yang lebih mementingkan wudhu dan shalat daripada suamiku, tetapi tidak pernah kulihat orang yang lebih takut kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala daripada suamiku. 

Kisah ke-13 Syaikh Muhammad Bin Munkadir Rahmatullah 'alaih

   SHALATNYA ORANG-ORANG SHALIH

Kisah ke-13

Dikisahkan, Imam Ahmad Bin Hambal Rahmatullah 'alaih, seorang ulama fiqih yang terkenal, meskipun siang hari selalu sibuk dengan masalah fiqih, namun dalam sehari semalam masih shalat Sunnah tiga ratus rakaat. 

Sedangkan Syaikh Sa'id Bin Jubair Rahmatullah 'alaih pernah mengkhatamkan tiga puluh Juz Al-Qur'an dalam Satu Rakaat.

Kisah ke-11 Shalatnya Seorang Sayyid

SHALATNYA ORANG-ORANG SHALIH

Kisah ke-11 

Dikisahkan ada seorang Sayyid yang telah shalat selama dua belas hari dengan satu wudhu', dan ia tidak sempat berbaring di ranjangnya selama lima belas tahun bahkan beberapa hari ia tidak sempat makan. 

Peristiwa-peristiwa seperti itu banyak terjadi di kalangan para ahli mujahadah. Semangat mereka sangat sulit untuk ditiru, memang untuk itulah Allah Subhanahu Wa Ta'ala menjadikan mereka.
 
BACA KISAH LAINNYA
 🔽🔽🔽🔽


BACA KISAH KE >>>
| 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 |

Kisah ke-10 Hamba Sahaya Syaikh Abu Amir Rahmatullah 'alaih

 SHALATNYA ORANG-ORANG SHALIH

Kisah ke-10

Syaikh Abu Amir Rahmatullah 'alaih berkata, "Aku melihat seorang hamba sahaya wanita sedang dijual dengan harga sangat murah. Hamba sahaya itu kurus kering sehingga perut dan punggungnya hampir bersentuhan, rambutnya pun acak-acakan. 

Kisah ke-8 Shalatnya Kuli Angkat Ikan

  SHALATNYA ORANG-ORANG SHALIH

Kisah ke-8 

Syaikh Abu Abdillah Jila' Rahmatullah 'alaih bercerita, "Suatu hari, Ibuku meminta dibelikan ikan oleh ayahku, kemudian ayah pergi bersamaku ke pasar untuk membeli ikan. Sebelum membeli ikan, ayah mencari seorang kuli. Kebetulan ada seorang pemuda yang berdiri di situ.

Pemuda itu berkata kepada ayah," Tuan, apakah Tuan memerlukan kuli untuk membawa ikan itu? "Ayahku langsung menyahut," iya. "Kemudian pemuda itu mengangkat ikan ke atas kepalanya dan ikut bersama kami ke rumah.

Kisah ke-9 Shalatnya Syaikh Yang Kakinya Koreng

   SHALATNYA ORANG-ORANG SHALIH

Kisah ke-9 

Ada suatu kisah tentang seorang syaikh yang kakinya penuh koreng. Para thabib berkata, "Jika kakinya tidak dipotong, maka akan membahayakan." Ibunya berkata, "Jika hendak memotong kakinya, tunggulah saat ia sedang khusyu' Shalat." Kemudian kakinya dipotong saat ia shalat dan dia tidak merasa.
 
BACA KISAH LAINNYA
 🔽🔽🔽🔽


BACA KISAH KE >>>
| 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 |

Kisah ke-7 Hamba Sahaya Syaikh Sirri Saqti Rahmatullah 'alaih

  SHALATNYA ORANG-ORANG SHALIH

Kisah ke-7 

Syaikh Sirri Saqti Rahmatullah 'alaih bercerita tentang seorang wanita. Ketika wanita itu shalat tahajjud, ia berdoa, ya Allah, iblis adalah hamba-Mu dan ia dalam genggaman Qudrat-Mu, iblis melihatku, tetapi aku tidak melihatnya. Engkau melihatnya dan engkau berkuasa atas segala perbuatannya. Ia tidak mampu berbuat apapun tanpa kehendak-Mu.

Kisah ke-6 Hamba Sahaya Syaikh Sirri Rahmatullah 'alaih

  SHALATNYA ORANG-ORANG SHALIH

Kisah ke-6 

Kisah Seperti di atas, juga terjadi pada Syaikh Sirri Rahmatullah 'alaih. Ia berkata, "Aku membeli seorang hamba sahaya wanita untuk berkhidmat kepadaku. Beberapa hari lamanya, ia berkhidmat kepadaku, namun ia masih menyembunyikan jati dirinya. 

Kisah ke-5 Hamba Sahaya Syaikh Atha' Rahmatullah 'alaih

 SHALATNYA ORANG-ORANG SHALIH

Kisah ke-5 

Syaikh Atha' Rahmatullah 'alaih berkata, "Suatu hari aku pergi ke pasar dan ada seorang hamba sahaya wanita yang sedang dijual sambil diberitahukan bahwa hamba itu gila. 

Lantas Aku membelinya seharga tujuh Dinar dan membawa wanita itu ke rumah. Ketika lewat tengah malam, kulihat wanita itu bangun, lalu berwudhu dan shalat. Dalam shalatnya ia menangis terus menerus sehingga aku mengira ia akan mati. 

Kisah ke-3 Hamba Sahaya Syaikh Abu Bakar Dharir Rahmatullah 'alaih

 SHALATNYA ORANG-ORANG SHALIH

Kisah ke-3 

Syaikh Abu Bakar Dharir Rahmatullah 'alaih berkata, "Ada seorang hamba muda yang tinggal bersamaku. Siang hari ia berpuasa dan malam hari ia bertahajjud. 

Suatu hari ia mendatangiku dan bercerita," semalam aku tertidur dan aku bermimpi melihat dinding mihrab telah terbelah dan keluar darinya beberapa gadis yang cantik jelita namun salah seorang di antara mereka ada yang amat buruk rupanya.

Kisah ke-4 Mimpi Seorang Syaikh

  SHALATNYA ORANG-ORANG SHALIH

Kisah ke-4 

Seorang syaikh berkata, "Suatu malam kantuk yang luar biasa menyerangku sehingga mataku sulit terbuka. Aku bermimpi melihat seorang gadis yang cantik rupawan. Belum pernah Aku melihat gadis secantik itu seumur hidupku. 

Aku juga mencium semerbak harumnya, dan belum pernah mencium bau se harum itu. Gadis itu memberiku sahalai kertas yang berisi 3 bait syair, yang kurang lebih artinya: 

Pasal 4 : 12000 Keutamaan Dalam Shalat

PASAL 4
 
12000 KEUTAMAAN DALAM SHALAT

Para ahli tasawwuf mengatakan bahwa ada 12000 keutamaan dalam shalat yang disimpan Allah Subhanahu Wa Ta'ala dalam 12 perkara. 12 perkara itu penting sekali untuk dijaga supaya shalat menjadi sempurna dan kita mendapatkan faidah yang penuh darinya. 
 
12 perkara itu sebagai berikut 

Pasal 3 : Hadits-hadits Mengenai ikhlas, khusyu' dan Khudu'

Hadits-hadits Mengenai ikhlas, khusyu' dan Khudu'
 
PASAL 3

  • Hadits ke-1 : Sebagian Orang hanya mendapatkan sedikit pahala dalam Shalatnya
  • Hadits ke-2 : Shalat yang sempurna membersihkan Dosa-dosa
  • Hadits ke-3 : Kekurangan dalam shalat fardhu akan disempurnakan dengan shalat sunnah
  • Hadits ke-4 : Amalan pertama kali yang akan dihisab pada hari kiamat adalah Shalat
  • Hadits ke-5 : Shalat yang tidak sempurna sujud dan rukuknya adalah bentuk pencurian yang paling hina
  • Hadits ke-6 : Larangan bergerak-gerak dalam Shalat
  • Hadits ke-7 : Bukan Shalat yang Sempurna Kalau Tidak Mencegah Dari Kemungkaran
  • Hadits ke-8 : Keutamaan Rakaat yang Panjang

PASAL 4
 

Pasal 2 : Kisah Shalatnya Orang-orang Shalih

KISAH SHALATNYA ORANG-ORANG SHALIH

KLIK/KETUK PADA JUDUL DI BAWAH INI UNTUK MEMBACA


PASAL 3
 

Kisah ke-2 Syaikh Mazhhar Sa'di Rahmatullah 'alaih

SHALATNYA ORANG-ORANG SHALIH
 
Kisah ke-2 

Syaikh Mazhhar Sa'di Rahmatullah 'alaih, seorang ulama, selama enam puluh tahun menangis karena cinta dan rindunya kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. 

Suatu malam, ia bermimpi melihat sebuah sungai mengalir penuh kasturi. di setiap sisinya, berderet pohon-pohon mutiara beranting emas, dan beberapa orang gadis belia yang sibuk bertasbih kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. 

Kisah ke-1 Syaikh Abdul Wahid Rahmatullah 'alaih

SHALATNYA ORANG-ORANG SHALIH

Kisah ke-1 

Dikisahkan tentang Syaikh Abdul Wahid Rahmatullah 'alaih, seorang ahli Tasawwuf yang masyhur. Dia berkata, "Suatu hari, rasa kantuk menyerangku luar biasa, sehingga aku meninggalkan wirid-wirid dan dzikir-dzikirku malam itu. 

Jumat, 24 Desember 2021

(Bagian 2) Ayat-ayat Al-Qur'an Mengenai Ikhlas, Khusyu' dan Khudu'

 (KARENA TERLALU PANJANG, PEMBAHASAN INI DIBAGI MENJADI 3 BAGIAN)

KLIK/KETUK PADA JUDUL (BAGIAN) UNTUK MEMBACA
 
PASAL 1 / BAGIAN 2

Dan sebaliknya, Allah Subhanahu Wa Ta'ala Berfirman mengenai Orang-orang yang mengerjakan shalatnya dengan baik.
 
قَدْ اَفْلَحَ الْمُؤْمِنُوْنَ ۙ* الَّذِيْنَ هُمْ فِيْ صَلٰو تِهِمْ خَاشِعُوْنَ * وَالَّذِيْنَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُوْنَ ۙ * وَالَّذِيْنَ هُمْ لِلزَّكٰوةِ فَاعِلُوْنَ ۙ * وَالَّذِيْنَ هُمْ لِفُرُوْجِهِمْ حٰفِظُوْنَ ۙ * اِلَّا عَلٰٓى اَزْوَاجِهِمْ اَوْ مَا مَلَكَتْ اَيْمَانُهُمْ فَاِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُوْمِيْنَۚ * فَمَنِ ابْتَغٰى وَرَاۤءَ ذٰلِكَ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْعٰدُوْنَ ۚ * وَالَّذِيْنَ هُمْ لِاَمٰنٰتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رَاعُوْنَ ۙ * وَالَّذِيْنَ هُمْ عَلٰى صَلَوٰتِهِمْ يُحَافِظُوْنَ ۘ * اُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْوَارِثُوْنَ ۙ * الَّذِيْنَ يَرِثُوْنَ الْفِرْدَوْسَۗ هُمْ فِيْهَا خٰلِدُوْنَ *

(Bagian 3) Ayat-ayat Al-Qur'an Mengenai Ikhlas, Khusyu' dan Khudu'

 (KARENA TERLALU PANJANG, PEMBAHASAN INI DIBAGI MENJADI 3 BAGIAN)

KLIK/KETUK PADA JUDUL (BAGIAN) UNTUK MEMBACA
 
PASAL 1 / BAGIAN 3
 
Dalam ayat yang lain, Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَالْمَلٰۤىِٕكَةُ يَدْخُلُوْنَ عَلَيْهِمْ مِّنْ كُلِّ بَابٍۚ * سَلٰمٌ عَلَيْكُمْ بِمَا صَبَرْتُمْ فَنِعْمَ عُقْبَى الدَّارِۗ......*

"Dan Malaikat akan masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu, (seraya mereka berkata) "keselamatan untuk kalian atas kesabaran kalian berpegang teguh pada agama, maka alangkah baiknya surga sebagai tempat kesudahan." (QS Ar-Ra'd : 23-24)

(Bagian 1) Ayat-ayat Al-Qur'an Mengenai Ikhlas, Khusyu' dan Khudu'

(KARENA TERLALU PANJANG, PEMBAHASAN INI DIBAGI MENJADI 3 BAGIAN)
KLIK/KETUK PADA JUDUL (BAGIAN) UNTUK MEMBACA
 
PASAL 1 / BAGIAN 1

Meskipun ayat di bawah ini berhubungan dengan kurban, namun seluruh perintah Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang dimaksud adalah satu, yaitu ketakwaan dan keikhlasan, sebagaimana Firman-Nya:

لَنْ يَّنَالَ اللّٰهَ لُحُوْمُهَا وَلَا دِمَاۤؤُهَا وَلٰكِنْ يَّنَالُهُ التَّقْوٰى مِنْكُمْۗ

Khusyu' dan Khudhu' Dalam Shalat

BAB KETIGA

Banyak orang yang melaksanakan shalat. Di antara mereka banyak juga yang mementingkan shalat dengan berjamaah. Tetapi, betapa jauhnya shalat mereka dari yang dikehendaki. Sehingga jangankan menghasilkan pahala, shalat mereka malah diumpamakan seperti kain buruk yang dilemparkan ke muka mereka. 

Kamis, 23 Desember 2021

Shalat Berjamaah

BAB KEDUA
 
SHALAT BERJAMAAH
 
Sebagaimana tertulis dalam permulaan kitab ini, banyak orang yang mengerjakan shalat, namun mereka tidak memperhatikan shalat berjamaah. Padahal sebagaimana Baginda Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wasallam menegaskan pentingnya Shalat, demikian juga beliau menegaskan pentingnya Shalat berjamaah. Saya juga akan membagi bab ini menjadi dua pasal. Pasal 1 tentang keutamaan shalat berjamaah, dan Pasal 2 tentang ancaman bagi orang yang meninggalkan shalat berjamaah.

KLIK /KETUK PADA JUDUL DI BAWAH INI UNTUK MEMBACA

Pembeda antara Orang Beriman dan Orang Kafir adalah Shalat

Hadits ke-1
Dari Sayyidina Jabir bin Abdillah Radhyiallahu 'anhuma ia berkata, Baginda Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wasallam bersabda, "dengan meninggalkan shalat, tidak ada lagi pemisah antara seseorang dengan kekufuran.".(H.R. Ahmad, Muslim).

Dalam riwayat lain disebutkan, "dengan meninggalkan shalat, tidak ada lagi pemisah antara seseorang dengan syirik dan kufur,".(H.R. Abu Dawud).

Dalam riwayat lain pula disebutkan, "dengan meninggalkan shalat, tidak ada lagi pemisah antara iman dan kufur." (H.R. Tirmidzi)

Senin, 20 Desember 2021

Kitab Satu-Satunya Cara Memperbaiki Kemerosotan Ummat

DAFTAR ISI

 

Muqaddimah

Satu-satunya Cara Memperbaiki Kemerosotan Umat
Beberapa Penyebab Kelalaian Kita
  • Penyebab Pertama
  • Penyebab Kedua
  • Penyebab Ketiga
  • Penyebab Keempat
  • Penyebab Kelima
  • Penyebab Keenam
Langkah-langkah Perbaikan Umat
  • Cara Kerja
  • Adab-adab Bertabligh
  •  

Kitab Fadhilah Ramadhan

DAFTAR ISI


Muqaddimah

Bab Kesatu : Keutamaan Ramadhan
  • Lima hadiah untuk umat Baginda Muhammad Shallallahu alaihi Wasallam
  • Baginda Nabi shallallahu alaihi wasallam mencela orang yang tidak memperhatikan bulan Ramadhan dengan doa beliau
Bab Kedua : Malam Lailatul Qadar

Bab Ketiga : I'tikaf
  • Masalah fiqih
  • Peringatan
  • Munajat

 

<<< KEMBALI KE KITAB FADHILAH AMAL

Kitab Fadhilah Al-Qur'an

DAFTAR ISI


Muqaddimah

40 Hadits mengenai keutamaan Alquran
  • Sikap iri yang diperbolehkan
  • Al-Qur'an meninggikan Derajat suatu Kaum dan merendahkan Derajat Kaum yang lain
  • Syafa'at Al-Qur'an
  • Baca Terus dan Teruslah Naik
  • Setiap Huruf mendapat 10 Kebaikan
  • Keutamaan mengajarkan al-quran Kepada Anak
  • Keutamaan Khusus Hafizh Al-Qur'an
  • Hafizh Al-Qur'an musyafaati 10 Keluarganya yang Wajib Masuk Jahannam
  • Hati Kosong dari Al-Qur'an Seperti Rumah Kosong
  • Keutamaan Al-Qur'an jika dibandingkan dengan Tasbih dan Takbir
  • Sebaik-baik Kekayaan
  • Keutamaan membaca Al-Qur'an dengan melihat Mushaf
  • Membersihkan Karat di hati dengan membaca Al-Qur'an
  • Al-Qur'an adalah cara yang paling baik untuk Taqarrub kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala
  • Orang yang selalu membaca Al-Qur'an adalah hamba khusus Allah Subhanahu Wa Ta'ala
  • Membaca Al-Qur'an dengan suara Bagus
  • Allah Subhanahu Wa Ta'ala mendengarkan bacaan Al-Qur'an
  • Al-Qur'an adalah pengganti Kitab-kitab terdahulu disertai tambahan-tambahan yang khas yang tidak ada dalam Kitab-kitab terdahulu
  • Pembaca dan pendengar Al-Qur'an mempunyai keutamaan masing-masing
  • Membaca Al-Qur'an dengan Suara Nyaring atau Lirih
  • Puasa dan Al-Qur'an memberikan Syafaat pada hari Kiamat
  • Al-Qur'an adalah pemberi Syafaat yang paling besar
  • Tiga Golongan yang terbebas dari Hisab pada hari Kiamat
  • Ayat-ayat Al-Qur'an dan Shalat-shalat Sunnah
  • Pahala Membaca 10 Ayat Al-Qur'an
  • Pahala membaca 100 Ayat Al-Qur'an
  • Jalan Selamat dari semua Fitnah ada dalam Al-Qur'an
Khatimah (Penutup)
Tatimmah (Penyempurna)
Intisari
Pelengkap
 

Kitab Fadhilah Dzikir

 DAFTAR ISI


Muqaddimah
Bab Kesatu : Keutamaan Dzikir Secara Umum
Pasal 1 : Ayat-ayat tentang dzikir
Pasal 2 : Hadits-hadits Tentang Dzikir
  • Berdzikir Kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan Siksa Kubur
  • Dzikir selepas Shalat Ashar dan Subuh
Bab Kedua : Keutamaan Kalimah Thayyibah
Pasal 1 : Ayat-ayat yang Mengandung Kalimah Thayyibah
  • Takmil (Pelengkap)
Pasal 2 : Ayat ayat yang Menyebutkan Kalimah Thayyibah
Pasal 3 : Hadits-hadits tentang Keutamaan Kalimah Thayyibah
  • Bahaya Candu dan Keuntungan Siwak
  • Perhatian
Bab ketiga keutamaan kalimat Tasbihat
Pasal 1 : Ayat-ayat Tentang Kalimah Tasbihat
Pasal 2 : Hadits-hadits Tentang keutamaan Kalimah Tasbihat

Penutup

<<< KEMBALI KE KITAB FADHILAH AMAL

Kitab Fadhilah Tabligh

 DAFTAR ISI

Muqaddimah

Bab kesatu :  
Ayat-ayat yang menegaskan pentingnya menyuruh kepada kebaikan dan mencegah dari kemungkaran
 
Bab Kedua :  
Hadits-hadits Baginda Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wasallam yang menegaskan Pentingnya Amar Ma'ruf Nahi Munkar
 
Bab Ketiga :  
Peringatan agar memperbaiki diri sendiri
 
Bab Keempat : 
Keutamaan memuliakan saudara Muslim dan ancaman bagi yang menghinanya
 
Bab Kelima :  
Pentingnya Iman, Ikhlas, Ihtisab
 
Bab Keenam :  
Pentingnya memuliakan ulama
 
Bab Ketujuh :  
 

Pentingnya Bersahabat dengan orang-orang yang dekat dengan Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan duduk di Majelis Mereka.


<<< KEMBALI KE KITAB FADHILAH AMAL


Kitab Fadhilah Shalat

 
KLIK/KETUK PADA JUDUL (TEKS) DIBAWAH INI UNTUK MEMBACA
 

Muqaddimah

  • Bab kesatu : Pentingnya Shalat
Bab ini terdiri dari dua pasal. Pasal 1 mengenai keuntungan Shalat, dan Pasal 2 mengenai hadits-hadits yang Menjelaskan Ancaman dan Celaan bagi Orang yang Meninggalkan Shalat.
  • Bab kedua : Shalat Berjamaah
Sebagaimana tertulis dalam permulaan kitab ini, banyak orang yang mengerjakan shalat namun mereka tidak memperhatikan shalat berjamaah. Padahal, sebagaimana Baginda Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wa sallam menegaskan pentingnya shalat, demikian juga beliau menegaskan pentingnya shalat berjamaah. 
 
Saya juga akan membagi bab ini menjadi dua pasal. Pasal 1 tentang keutamaan shalat berjamaah dan pasal 2 tentang ancaman bagi orang yang meninggalkan shalat berjamaah.
Sebagaimana Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah menjanjikan berbagai pahala kepada mereka yang menunaikan perintah-perintah-Nya, Allah Subhanahu Wa Ta'ala juga murka dan memberikan ancaman kepada mereka yang mengabaikan perintah perintah-Nya.

Janji pahala yang tidak terhingga atas ketaatan kepada-Nya benar-benar merupakan karunia dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Seorang hamba hanya layak menerima teguran atas kekeliruannya. Ia tidak berhak menerima hadiah atas ketaatannya. Karena seorang hamba memang harus selalu menaati perintah tuannya 

Jika seorang hamba dihukum karena melanggar aturan dari tuannya, sebesar apapun hukuman yang ditimpakan kepadanya hal itu sudah pada tempatnya. Sebab Adakah kesalahan yang lebih besar bagi seorang hamba melebihi mengingkari perintah tuannya?
 
Tidak seharusnya ada peringatan dan teguran secara khusus terlebih dahulu (Sebelum datangnya hukuman). Namun, karena kasih sayang Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan Rasul-Nya kepada kita, Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan Rasul-Nya dengan bermacam-macam cara telah memberikan berbagai peringatan tentang kerugian yang akan menimpa kita jika kita mengabaikan perintah-perintah-Nya. Seandainya kita tidak mau mengambil pelajaran, maka kitalah yang rugi.
  • Bab ketiga : khusyu' dan Khudu' dalam Shalat
Banyak orang yang melaksanakan shalat. Di antara mereka banyak juga yang mementingkan shalat dengan berjamaah. Tetapi, betapa jauhnya shalat mereka dari yang dikehendaki. Sehingga jangankan menghasilkan pahala, shalat mereka malah diumpamakan seperti kain buruk yang dilemparkan ke muka mereka. 

Memang hal ini lebih baik daripada sama sekali tidak mengerjakan shalat. Seseorang yang meninggalkan shalat jelas akan menerima azab lebih berat. Sedangkan orang yang shalatnya buruk, shalatnya tidak diterima dan akan dilemparkan ke mukanya tanpa pahala. Namun, kedurhakaannya tidak sampai pada kedurhakaan meninggalkan shalat. 
 
Oleh karena itu, orang yang sudah mengorbankan waktu, meninggalkan pekerjaan, dan mengalami berbagai kesulitan untuk mengerjakan shalat, hendaknya berusaha sekuat tenaga untuk memperbaiki mutu shalatnya.
 
Catatan Penting Terakhir

Satu hal yang Penting

 

<<< KEMBALI KE KITAB FADHILAH AMAL

Ayat Ke-7 Pentingnya Amar Ma'ruf Nahi Mungkar

BAB KESATU AYAT-AYAT YANG MENEGASKAN PENTINGNYA MENYURUH KEPADA KEBAIKAN DAN MENCEGAH DARI KEMUNGKARAN AYAT KE-7 (Hal-XXX) BACA JUGA AYAT KE...