(KARENA TERLALU PANJANG, PEMBAHASAN INI DIBAGI MENJADI 3 BAGIAN)
KLIK/KETUK PADA JUDUL (BAGIAN) UNTUK MEMBACA
PASAL 1 / BAGIAN 1
Meskipun
ayat di bawah ini berhubungan dengan kurban, namun seluruh perintah
Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang dimaksud adalah satu, yaitu ketakwaan dan
keikhlasan, sebagaimana Firman-Nya:
لَنْ يَّنَالَ اللّٰهَ لُحُوْمُهَا وَلَا دِمَاۤؤُهَا وَلٰكِنْ يَّنَالُهُ التَّقْوٰى مِنْكُمْۗ
"Sekali-kali
tidak akan sampai kepada Allah Daging-daging dan Darah-darahnya, namun
yang akan sampai kepada-Nya hanya ketakwaan dan keikhlasan dari kalian.". (Q.S. Al-Hajj 37)
Makin
tinggi keikhlasan seseorang, kian tinggi pula penerimaan Allah
Subhanahu Wa Ta'ala. "Ketika Baginda Rasulullah Shallallahu 'alaihi
Wasallam mengutusku ke Yaman, Aku meminta nasihat terakhir Kepada
beliau. Beliau bersabda," Jagalah keikhlasan dalam setiap amal mu.
dengan keikhlasan, amal yang sedikit sudah sangat mencukupi."
Sayyidina
Tsauban Radhiyallahu 'Anhu berkata," Aku mendengar Baginda Rasulullah
Shallallahu alaihi Wasallam bersabda, "Bergembiralah orang yang ikhlas,
sebab mereka akan menjadi pelita Hidayah dan karena mereka, fitnah yang
paling berbahaya pun akan dijauhkan."
Dalam
sebuah hadits, Baginda Nabi Shallallahu 'alaihi Wasallam bersabda,"
Dengan berkah Orang-orang yang lemah, Allah Subhanahu Wa Ta'ala menolong
umat ini. Yaitu berkat Do'a, shalat, dan keikhlasan mereka. "(Dari
Kitab At-Targhib).
Berkenaan dengan Shalat, Allah Subhanahu Wa Ta'ala Berfirman:
فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّيْنَۙ * الَّذِيْنَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُوْنَۙ * الَّذِيْنَ هُمْ يُرَاۤءُوْنَۙ *
"Maka
kecelakaan besar bagi orang-orang yang shalat, yang mereka lalai dari
shalatnya dan mereka menunjuk-menunjukkan Shalatnya kepada orang "(Q.S. Al Maa'uun : 4-6)
Terdapat
berbagai penafsiran dari para ulama mengenai maksud lalai pertama ada
yang menafsirkannya lalai mengenai waktu sehingga harus mengqadhanya.
Kedua, Ada pula yang menafsirkannya tidak berkonsentrasi dalam salat
sehingga perhatiannya kesana-kemari titik ketiga ada yang menafsirkannya
lalai dalam jumlah rakaat.
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman tentang golongan orang munafik :
اِنَّ الْمُنٰفِقِيْنَ يُخٰدِعُوْنَ اللّٰهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْۚ وَاِذَا
قَامُوْٓا اِلَى الصَّلٰوةِ قَامُوْا كُسَالٰىۙ يُرَاۤءُوْنَ النَّاسَ
وَلَا يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ اِلَّا قَلِيْلًاۖ
"Dan
apabila Mereka berdiri untuk shalat, Mereka berdiri dengan malas.
Mereka hanya menunjuk-menunjukkan Shalatnya kepada manusia (bahwa kami
juga ahli shalat). Dan tidaklah mereka berdzikir kepada Allah kecuali
sedikit.".(Q.S. An-Nisa' : 142)
Dalam Ayat lain, Allah Subhanahu Wa Ta'ala menceritakan kisah beberapa Nabi kemudian berfirman:
فَخَلَفَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ اَضَاعُوا الصَّلٰوةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوٰتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا ۙ
"Maka
datanglah sesudah mereka para Nabi, satu generasi yang menyia-nyiakan
shalat dan memperturutkan hawa nafsu, maka sebentar lagi di akhirat
mereka akan menemui ghayya (kehancuran). (Q.S. Maryam 59)
Menurut
bahasa, ghayya berarti kesesatan, maksudnya kerusakan dan kehancuran di
akhirat. Banyak juga yang menafsirkan ghayya ialah satu tempat di
neraka Jahannam yang penuh berisi darah dan nanah, mereka akan
dimasukkan ke dalamnya.
Dalam Ayat lain, Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَمَا مَنَعَهُمْ اَنْ تُقْبَلَ مِنْهُمْ نَفَقٰتُهُمْ اِلَّآ اَنَّهُمْ
كَفَرُوْا بِاللّٰهِ وَبِرَسُوْلِهٖ وَلَا يَأْتُوْنَ الصَّلٰوةَ اِلَّا
وَهُمْ كُسَالٰى وَلَا يُنْفِقُوْنَ اِلَّا وَهُمْ كٰرِهُوْنَ
"Dan
tidak ada yang menghalangi diterimanya Infak-infak mereka, melainkan
karena mereka kafir kepada Allah dan Rasul-Nya, dan mereka tidak
mengerjakan shalat, kecuali dengan malas, dan tidak pula menginfakkan
harta mereka kecuali dengan enggan." (Q.S. At-Taubah : 54)
BACA JUGA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar