Kamis, 16 Desember 2021

Kisah Do'a Sayyidina Abdullah Bin Jahsy dan Sayyidina Saad Radhyiallahu 'anhuma

Dalam Perang Uhud, Sayyidina Abdullah Bin Jahsy Radhyiallahu 'Anhu berkata kepada Sayyidina Saad Bin Abi Waqqash Radhyiallahu 'Anhu, "Hai Saad, mari kita berdoa bersama!" Maksudnya yang satu berdoa sesuai hajatnya, lalu yang lain mengamininya.
Doa seperti ini lebih cepat dikabulkan. Kedua Sahabat tadi pergi ke sebuah sudut, lalu berdoa, yang pertama kali berdoa Sayyidina Saad Bin Abi Waqqash Radhyiallahu 'Anhu, "Ya Allah, jika kami bertempur, hadapkanlah kepadaku musuh yang berani, yang menyerangku dengan hebat, lalu aku melawannya dengan hebat pula.

Kemudian karuniailah aku kemenangan, sehingga dapat membunuhnya di jalan-Mu, dan karunia Allah aku rampasannya! "Sayyidina Abdullah Bin Jahsy Radhiyallaahu 'Anhu pun mengamini Do'a Shahabatnya.

Kemudian giliran Sayyidina Abdullah Bin Jahsy Radhiyallaahu 'Anhu berdoa. "Ya Allah, jika esok kami bertempur, maka hadapkanlah kepadaku musuh yang kuat, lalu aku melawannya dengan hebat pula, dia pun menyerangku dengan segenap kekuatannya. Lalu, dia membunuhku, dan memotong hidung dan telingaku, sehingga pada hari kiamat nanti, ketika aku dibawa ke hadapan-Mu. Engkau akan bertanya, "Hai Abdullah, mengapa hidung dan telingamu terpotong?" Aku akan menjawab, "Ya Allah, hidung dan tanganku terpotong di jalan-Mu bersama Rasulullah." Engkau akan berkata, "Benar semuanya terpotong di jalan-Ku." 

Sayyidina Saad Bin Abi Waqqash Radhyiallahu 'Anhu berkata, Aamiin. "Esoknya terjadilah pertempuran sengit dan Do'a keduanya dikabulkan Allah Subhanahu Wa Ta'ala, persis sebagaimana yang mereka minta (dari kitab Khamis).

Sayyidina Saad Bin Abi Waqqash Radhyiallahu 'Anhu bercerita, "Do'a Abdullah Bin Jahsy lebih baik daripada doaku. Aku lihat di sore hari, telinga dan hidungnya dirangkai dengan benang." Diriwayatkan bahwa Sayyidina Abdullah Bin Jahsy Radhiyallaahu 'Anhu pedangnya patah dalam Perang Uhud, kemudian Baginda Nabi Shallallahu 'alaihi Wassalam memberinya sepotong pelepah kurma. Begitu pelepah kurma itu diterimanya, langsung berubah menjadi pedang. Ini merupakan mukjizat yang diberikan Allah Subhanahu Wa Ta'Ala kepada Nabi-Nya. Pedang itu masih ada beberapa lama, kemudian dijual seharga 200 Dinar. Dinar adalah mata uang logam terbuat dari emas ( dari kitab Al-Ishabah )

Faidah
Kisah diatas menunjukkan keberanian para Shahabat Radhyiallahu 'anhum yang sangat tinggi. Keberanian Mereka terlihat dari keinginan mereka bertemu dengan musuh yang hebat. Mereka telah menunjukkan perasaan cinta yang sangat tinggi kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala, sehingga mereka ingin tubuhnya terpotong-potong di jalan-Nya. Mereka berharap, jika pada hari kiamat mereka ditanya, "Mengapa kamu melakukan semua ini?" Maka mereka menjawab, "Semua semata-mata untuk-Mu Ya Allah."

Pertahankanlah perjuangan ini dengan semangat juang
Hingga syahid dengan tubuh yang tercinta yang tercincang-cincang
Dan kuburkan di seratus kuburan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ayat Ke-7 Pentingnya Amar Ma'ruf Nahi Mungkar

BAB KESATU AYAT-AYAT YANG MENEGASKAN PENTINGNYA MENYURUH KEPADA KEBAIKAN DAN MENCEGAH DARI KEMUNGKARAN AYAT KE-7 (Hal-XXX) BACA JUGA AYAT KE...