Senin, 27 Desember 2021

Syarat Berjumpa Dengan Allah

 KEUTAMAAN SHALAT BERJAMAAH

Hadits ke-3 (Hal 287)

Syarat Berjumpa Dengan Allah

Dari Sayyidina Ibnu Mas'ud Radhiyallahu anhu, ia berkata, "Barangsiapa ingin berjumpa dengan Allah Subhanahu Wa Ta'ala pada hari kiamat dalam keadaan Islam, hendaklah ia menjaga shalat lima waktu di tempat adzan dikumandangkan (di masjid), karena sesungguhnya Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah mensyari'atkan untuk nabi-mu jalan-jalan Hidayah, dan sesungguhnya shalat berjamaah di tempat adzan dikumandangkan termasuk jalan-jalan Hidayah tersebut. Apabila kamu shalat di rumah-rumahmu sebagaimana perbuatan Si Fulan, berarti kamu meninggalkan sunnah Nabimu. Jika kamu meninggalkan sunnah Nabimu maka sesaatah kamu. 

Tiada seorang laki-laki pun yang berwudhu dengan sempurna, lalu pergi ke salah satu masjid, kecuali Allah Subhanahu Wa Ta'ala mencatat untuk setiap langkahnya satu kebaikan, meningkatkan baginya satu derajat, dan menghapuskan baginya satu kesalahan. 

Sungguh saya melihat diantara kami pada zaman Baginda Nabi Shallallahu 'alaihi Wasallam, tidak ada orang yang tidak pergi ke masjid kecuali orang munafik yang telah diketahui kemunafikannya (Pada zaman Baginda Nabi Shallallahu 'alaihi Wasallam kebanyakan orang munafik pun tidak berani meninggalkan shalat berjamaah). Sungguh pernah ada seorang laki-laki udzur, ia dipapah oleh dua orang, lalu diberdirikan dalam shaf shalat."

Diriwayatkan pula, "Sungguh saya melihat di antara kami pada zaman Baginda Nabi Shallallahu 'alaihi Wasallam Tidak seorangpun yang meninggalkan shalat berjamaah di Masjid, kecuali orang munafik yang telah diketahui kemunafikannya atau orang sakit parah. Sungguh Seorang akan dipapah oleh dua orang untuk shalat berjamaah." Sayyidina Ibnu Mas'ud Radhiyallahu 'anhu berkata, "Sesungguhnya Baginda Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wasallam telah mengajari Kami jalan-jalan Hidayah dan sesungguhnya shalat di masjid di tempat adzan dikumandangkan termasuk jalan-jalan Hidayah." (H.R. Muslim, Abu Dawud, Nasa'i, Ibnu Majah, dari kitab At-Targhib)

Faidah
Para sahabat Radhiyallahu 'anhum sangat menjaga shalat berjamaah. meyreka berusaha agar bisa shalat berjamaah meskipun sakit dan harus dipapah oleh orang lain. Bagaimana mungkin mereka tidak mempedulikannya, sedangkan Baginda Nabi Shallallahu 'alaihi Wasallam sendiri sangat menjaga shalat berjamaah Ketika beliau sakit parah menjelang akhir hayatnya, beliau berkali-kali pingsan dan berkali-kali meminta air wudhu. Akhirnya, dengan susah payah beliau dapat berwudhu kemudian beliau pergi ke masjid dengan dipapah oleh Sayyidina Abbas Radhiyallahu 'anhu dan seorang shahabat lain, karena kaki beliau tidak bisa menapak dengan baik. Atas kehendak beliau, Sayyidina Abu Bakar Radhyiallahu 'anhu mengimami shalat berjamaah, kemudian Baginda Nabi Shallallahu 'alaihi Wasallam menyertai shalat berjamaah (dari kitab Shahih Bukhari, Muslim)

Sayyidina Abu Darda' Radhiyallahu 'anhu berkata, "Aku mendengar Baginda Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wasallam bersabda," beribadahlah kepada Allah seolah-olah dia di hadapanmu dan seolah-olah kamu melihatnya. "Anggaplah dirimu termasuk dalam daftar orang-orang yang sudah mati (Tidak merasa sebagai orang yang masih hidup, sehingga tidak gembira karena sanjungan dan tidak sedih karena cacian). Selamatkan dirimu dari Do'a buruk orang yang dizalimi. Berusahalah agar tidak meninggalkan shalat Subuh dan Isya' berjamaah meskipun harus pergi dengan merangkak di atas tanah. Hadits yang lain menyebutkan bahwa shalat Subuh dan Isya'. Sangat membebani kaum munafik. Seandainya mereka tahu betapa banyak pahala shalat berjamaah subuh dan Isya', niscaya mereka akan berusaha untuk shalat berjamaah, meskipun harus merangkak. "(Dari kitab At-Tharghib)

Hadits Ke : | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | KEMBALI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ayat Ke-7 Pentingnya Amar Ma'ruf Nahi Mungkar

BAB KESATU AYAT-AYAT YANG MENEGASKAN PENTINGNYA MENYURUH KEPADA KEBAIKAN DAN MENCEGAH DARI KEMUNGKARAN AYAT KE-7 (Hal-XXX) BACA JUGA AYAT KE...