Senin, 27 Desember 2021

Balasan Cahaya Berjamaah di Kegelapan Malam

  KEUTAMAAN SHALAT BERJAMAAH

Hadits ke-7 (Hal 290)

Balasan Cahaya Berjamaah di Kegelapan Malam

Dari Sayyidina Sahl Bin Sa'ad As-Sa'idi Radhyiallahu 'anhu, Baginda Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wasallam bersabda, "Berilah kabar gembira kepada orang-orang yang selalu berjalan ke masjid dalam kegelapan malam dengan cahaya yang sempurna pada hari kiamat." (H.R. Ibnu Majah, Ibnu khuzaimah, Hakim, dari kitab At-Targhib)

Faedah
Pahala pergi ke masjid di malam yang gelap gulita di dunia, akan diketahui pada saat suasana kiamat yang mengerikan ada di hadapan kita, dan setiap orang dikepung oleh musibah. balasan kesusahan pergi ke masjid akan kita dapatkan ketika sebuah cahaya yang jauh lebih terang daripada matahari bersama kita. Disebutkan dalam sebuah hadits, "Pada hari kiamat, orang-orang yang pergi ke masjid ketika malam gelap gulita akan duduk di atas mimbar dari Nur tanpa rasa takut. Padahal saat itu seluruh manusia sedang berada dalam ketakutan."

Hadits lain menyebutkan bahwa pada hari kiamat, Allah Subhanahu Wa Ta'ala akan bertanya, "Di manakah tetangga-tetangga-Ku?" Malaikat bertanya, "Siapakah tetangga-tetanggamu Ya Allah?" Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman, "Tetangga-tetanggaku adalah, Orang-orang yang senantiasa memakmurkan masjid-masjid." Hadits lain meriwayatkan bahwa tempat yang paling dicintai Allah Subhanahu Wa Ta'ala ialah masjid, dan tempat yang paling dibenci oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala adalah pasar. Hadits lain pula menyebutkan bahwa, masjid adalah taman-taman surga. (Dari kitab Jami'ush Shaghir)

Dalam Hadits Shahih disebutkan bahwa Sayyidina Abu Sa'id Radhyiallahu 'anhu meriwayatkan dari Baginda Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wasallam, "Apabila kamu melihat seseorang yang selalu pulang pergi ke masjid, maka bersaksilah bahwa ia adalah seorang mukmin." Kemudian beliau membaca ayat:


"Sesungguhnya yang memakmurkan masjid-masjid Allah hanyalah orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir." (Q.S. At-Taubah : 18), (dari Kitab Jami'ush Shaghir dan kitab Durrul Mantsur)

dalam sebuah hadits diriwayatkan, "Mengerjakan wudhu dengan susah payah, melangkahkan kaki pergi ke masjid, dan duduk menunggu shalat selepas shalat adalah penghapus dosa." (Dari kitab Jami'ush Shaghir).

Hadits lain menyebutkan, "Semakin jauh jarak seseorang menuju ke masjid, maka semakin banyak pula pahala yang akan diperolehnya." Karena setiap langkahnya menuju masjid akan dihitung sebagai pahala. Oleh karena itu, diriwayatkan bahwa jika pergi ke masjid, para Shahabat Radhyiallahu 'Anhu memperpendek langkah-langkah mereka. Hadits lain menyebutkan bahwa ada tiga hal yang jika kita mengetahui pahalanya, maka kita akan berebut untuk mendapatkannya, yaitu adzan, pergi ke masjid ketika terik matahari, dan shalat di shaff pertama. (dari kitab Jami'ush Shaghir)

Sebuah hadits menyebutkan bahwa pada hari kiamat ketika manusia dalam keadaan susah, dan matahari sangat terik, ada Tujuh golongan manusia yang akan mendapatkan perlindungan Rahmat Allah, salah satunya adalah seseorang yang hatinya selalu terpaut dengan masjid. Maksudnya, ketika ia memiliki keperluan sehingga ia keluar dari masjid, hatinya selalu ingin segera kembali ke masjid. Hadits yang menyebutkan bahwa barangsiapa mencintai masjid, maka Allah Subhanahu Wa Ta'ala akan mencintainya. (Dari Kitab Jami'ush Shaghir).

Setiap syari'at agama yang diturunkan Allah Subhanahu Wa Ta'ala mengandung banyak keberkahan kebaikan, dan pahala yang tidak terkira. Di samping itu juga mengandung banyak maslahat dan kebaikan, yang disembunyikan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala, yang sangat sulit untuk diketahui hakekatnya. Hanya Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang mengetahui rahasianya. Maslahat itu akan ditampakkan Allah Subhanahu Wa Ta'ala sesuai dengan tingkat kemampuan dan pemahaman setiap manusia. Makin tinggi tingkat kemampuan dan kepahaman seseorang, sekian banyak ia mengetahui maslahat apa yang telah diberikan Allah Subhanahu Wa Ta'ala dibalik hukum tersebut. Para ulama telah menulis tentang maslahat-maslahat yang terkandung dalam shalat berjamaah sesuai pemahaman masing-masing.

Dalam kitab Hujjatullah Al-Balighah Syaikh Waliyullah Rahmatullah 'alaihi menulis tentang maslahat shalat berjamaah yang terjemahan dan maksudnya adalah sebagai berikut: (di antara maslahat shalat berjamaah) agar kita dapat terhindar dari pengaruh adat istiadat yang buruk. Untuk itu, tidak ada cara yang lebih baik kecuali kita menjadikan Salah satu ibadah sebagai kebiasaan di tengah masyarakat. Sehingga dapat diamalkan oleh seluruh lapisan masyarakat secara terang-terangan, baik yang pandai maupun yang bodoh, baik penduduk kota maupun penduduk desa, semua akan berlomba-lomba dalam ibadah tersebut. Jika ibadah Sudah menjadi kebiasaan umum di masyarakat maka ibadah tidak mungkin dapat dipisahkan dari sendi-sendi kehidupan. Jika hal itu tercapai, niscaya akan menguatkan ketaatan kita kepada Allah subhanahu wa taala sehingga adat-istiadat yang pada mulanya menarik ke arah keburukan, akan menarik ke arah kebaikan.

tidak ada amal apapun yang lebih penting dan lebih kuat dalilnya melebihi shalat. oleh karena itu, kita wajib memulainya dan mengajak orang lain menjadikan shalat sebagai budaya. Hendaknya kita sepakat mengadakan suatu pertemuan untuk mengusahakan agar shalat menjadi suatu budaya masyarakat.

Dalam agama, ada segolongan orang yang patut dikedepankan dan diteladani. Ada segolongan lagi yang masih memerlukan dorongan dan ajakan. Ada pula yang masih lemah amalnya. Dengan shalat berjamaah, orang yang tadinya enggan beribadah akan bertemu ahli ibadah, sehingga ia tertarik untuk mengikutinya. Orang yang tadinya malas akan bertemu dengan orang yang mengajaknya rajin beribadah. Orang yang tidak punya pengetahuan agama akan bertemu dengan ulama, sehingga ia akan dibimbing oleh ulama dan dapat memahami cara-cara ibadah yang benar serta menganggap bahwa ibadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala ibarat perak yang mereka bawa ke tukang perak untuk diperiksa keasliannya, sehingga jelas dapat dibedakan antara yang boleh dan yang tidak boleh. yang boleh akan diperkuat dan yang tidak boleh akan dihentikan. Selain itu shalat berjamaah adalah untuk mengadakan pertemuan yang dihadiri oleh orang-orang yang mencintai Allah Subhanahu Wa Ta'ala, mengharap Rahmat Allah dan takut kepada Allah, sehingga menurunkan Rahmat dan berkah Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang menimbulkan pengaruh baik yang luar biasa.

Inilah maksud Ummat Baginda Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi Wasallam dibentuk, yaitu untuk mengagungkan asma Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan memenangkan Islam atas agama yang lain. Tujuan ini tidak akan tercapai selama kita tidak memperdulikan cara-cara diatas. Yakni mengumpulkan kaum muslimin semuanya. Baik orang umum, orang penting, orang kampung dan orang kota untuk menunaikan syi'ar Islam yang terbesar dan ibadah yang tertinggi (shalat). Oleh karena itulah, syari'at Islam menitikberatkan shalat Jum'at dan shalat berjamaah dengan menerangkan berkah dan rahmat yang terkumpul di dalamnya dan azab yang akan turun bagi yang meninggalkannya.

Dalam hal ini, pertemuan dibagi menjadi dua macam, yaitu pertemuan kecil setiap lingkungan dan pertemuan seluruh kota. Pertemuan setiap lingkungan mudah diadakan setiap waktu, sedangkan mengadakan pertemuan seluruh kota setiap waktu adalah sulit. Oleh karena itu, telah ditetapkan bagi kita pertemuan setiap shalat fardhu di masjid masing-masing. Kemudian pertemuan seluruh kota sepekan sekali dengan jamaah shalat Jum'at.

Hadits Ke : | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | KEMBALI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ayat Ke-7 Pentingnya Amar Ma'ruf Nahi Mungkar

BAB KESATU AYAT-AYAT YANG MENEGASKAN PENTINGNYA MENYURUH KEPADA KEBAIKAN DAN MENCEGAH DARI KEMUNGKARAN AYAT KE-7 (Hal-XXX) BACA JUGA AYAT KE...