Minggu, 19 Desember 2021

Kisah Penderitaan Sayyidina Abu Bakar Radhyiallahu 'Anhu Ketika Menyatakan Keislamannya Secara Terang-terangan

Pada masa awal Islam, orang yang telah masuk Islam berusaha sedemikian rupa menyembunyikan keislamannya. Baginda Nabi Shallallahu 'alaihi Wasallam sendiri menganjurkan demikian agar mereka tidak mendapat kesulitan dari orang kafir.

Setelah orang Islam berjumlah 39 orang, Sayyidina Abu Bakar Radhyiallahu Anhu meminta izin kepada Baginda Nabi Shallallahu 'alaihi Wasallam untuk mendakwahkan agama secara terang-terangan. Pada mulanya, Baginda Nabi Shallallahu 'alaihi Wasallam melarang. Tetapi karena Sayyidina Abu Bakar radhiyallahu 'Anhu terus mendesak akhirnya beliau mengizinkannya.

Sayyidina Abu Bakar Radhiyallahu 'Anhu pun mengajak semua orang yang sudah masuk Islam untuk pergi di Masjidil Haram. Kemudian mulailah ia berkhutbah, itulah khutbah pertama dalam Islam. Pada hari itu pula Paman Baginda Nabi Shallallahu 'alaihi Wasallam (Sayyidina Hamzah Radhiyallahu Anhu) masuk Islam.

Tiga hari kemudian, Sayyidina Umar Radhiyallahu 'Anhu pun masuk Islam. Ketika Sayyidina Abu Bakar Radhiyallahu 'Anhu memulai khutbah, orang-orang kafir langsung menyerang kaum muslimin dari empat penjuru, meskipun Sayyidina Abu Bakar Radhyiallahu 'Anhu terkenal sebagai tokoh terkemuka dan dihormati oleh masyarakat Makkah, ia tetap di pukuli. Wajah, hidung, dan telinganya, berlumuran darah, sehingga wajahnya sulit dikenali lagi. Ia ditendang dengan sepatu, diinjak dengan kaki, dan Apa yang semestinya tidak dilakukan, semuanya mereka lakukan. Akhirnya, Sayyidina Abu Bakar Radhyiallahu 'Anhu pingsan.

Ketika Bani Ta'im, Kabilah Sayyidina Abu Bakar Radhyiallahu 'Anhu, mengetahui berita itu, mereka segera mengangkat tubuh Sayyidina Abu Bakar Radhyiallahu 'Anhu dari tempat itu. Mereka meyakini Sayyidina Abu Bakar Radhyiallahu 'Anhu sulit diselamatkan. 
.
Mereka segera masuk Masjidil Haram dan mengumkan, "Jika dalam peristiwa ini Abu Bakar meninggal dunia, maka kami akan membunuh Utbah bin Rabi'ah sebagai gantinya!" Hal itu dikarenakan Utbah Bin Rabi'ah bertindak berlebihan dalam peristiwa pemukulan tersebut.

Sampai menjelang petang, Sayyidina Abu Bakar Radhyiallahu 'Anhu masih pingsan. Walaupun sudah dipanggil-panggil namanya, ia belum juga siuman. Baru pada petang harinya, ia siuman. Ucapannya yang pertama kali setelah siuman adalah, "Bagaimanakah keadaan Baginda Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wasallam?" Orang-orang marah kepadanya, karena Baginda Nabi Shallallahu 'alaihi Wasallam-lah yang menyebabkan ia ditimpa musibah itu. Sepanjang hari ia di ambang kematian, begitu sadar, yang pertama kali ditanyakannya justru Baginda Nabi Shallallahu 'alaihi Wasallam. Akhirnya orang-orang dengan kesal meninggalkannya.

Ternyata Sayyidina Abu Bakar Radhyiallahu 'Anhu masih bisa bertahan hidup. Ia mulai dapat berbicara, sebelum pergi, orang-orang berpesan kepada Ibu Sayyidina Abu Bakar Radhyiallahu Anhu, (Ummu Khair) agar menyediakan makan dan minum untuk Sayyidina Abu Bakar Radhyiallahu 'Anhu.

Ibunya menyiapkan sedikit makanan dan membawanya kepada Sayyidina Abu Bakar Radhyiallahu 'Anhu. Ibunya memaksa makan. Namun, satu hal saja yang serukan Sayyidina Abu Bakar Radhyiallahu 'Anhu, "Bagaimana keadaan Baginda Nabi Shallallahu 'alaihi Wasallam, apa yang menimpa Beliau?" Ibunya berkata, "Aku tidak tahu keadaan Beliau." Sayyidina Abu Bakar Radhyiallahu 'Anhu berkata, "Tolong ibu temui Ummu Jamil (Saudara Perempuan Sayyidina Umar Radhiyallahu 'Anhu) dan tanyakan keadaan Baginda Nabi Shallallahu 'alaihi Wasallam kepadanya!"

Atas permintaan anaknya yang keadaannya sangat memprihatinkan itu, Ibu Sayyidina Abu Bakar Radhyiallahu 'Anhu pergi ke rumah Sayyidatina Ummu Jamil Radhyiallahu 'anha.

Setibanya disana, ia menanyakan keadaan Baginda Nabi Shallallahu 'alaihi Wasallam kepada Sayyidatina Ummu Jamil Radhyiallahu 'anha. Karena saat itu kebanyakan kaum muslimin masih menyembunyikan keislamannya, maka Sayyidatina Ummu Jamil Radhyiallahu anha menjawab, "Siapakah Muhammad, dan Siapakah Abu Bakar? Tetapi setelah mendengar keadaan anakmu, Aku ikut sedih. Jika engkau mengizinkan, aku akan melihat keadaan anakmu Abu Bakar". Ummu Khair pun mengizinkannya.

Sayyidatina Ummu Jamil Radhyiallahu 'anha pun pergi bersamanya. Setelah melihat keadaan Sayyidina Abu Bakar Radhyiallahu 'anhuma, ia merasa tidak tega. Tanpa sadar, Sayyidatina Ummu Jamil Radhyiallahu 'anha menangis sambil berkata "Apa yang telah diperbuat oleh Orang-orang jahat itu? Semoga Allah Subhanahu Wa Ta'ala membalas perbuatannya!" 
 
Lalu Sayyidina Abu Bakar Radhyiallahu 'Anhu bertanya kepada Sayyidatina Ummu Jamil Radhyiallahu 'anha, "Bagaimana keadaan Baginda Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wasallam?" Sayyidatina Ummu Jamil Radhyiallahu 'anha berkata sambil memberi isyarat dengan mata kepada Sayyidina Abu Bakar Radhyiallahu 'Anhu, "nanti dia (ibu kamu) mendengar". 
 
Sayyidina Abu Bakar Radhyiallahu 'Anhu menjawab," Tidak usah khawatir dengan ibuku! "Maka kemudian sayyidatina Ummu Jamil Radhyiallahu 'anha menyampaikan bahwa Baginda Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wasallam dalam keadaan baik dan selamat.

Sayyidina Abu Bakar Radhyiallahu 'Anhu bertanya," dimanakah beliau? "Sayyidatina Ummu Jamil Radhyiallahu 'anha menjawab," sekarang ada di rumah Arqam Radhyiallahu 'Anhu "Sayyidina Abu Bakar Radhyiallahu 'Anhu berkata "Demi Allah, Aku tidak akan makan dan minum sebelum bertemu Baginda Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wasallam!"

Sebenarnya ibunya ingin agar Sayyidina Abu Bakar Radhyiallahu 'Anhu makan meski sedikit, tetapi Sayyidina Abu Bakar Radhiyallahu 'Anhu telah bersumpah tidak akan makan sebelum bertemu Baginda Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wasallam, maka ibunya menanti sampai keadaan sepi karena jika ia terlihat menjumpai Baginda Nabi Shallallahu 'alaihi Wasallam, orang-orang kafir tentu akan menyakitinya lagi.

Ketika malam telah lewat, Sayyidina Abu Bakar Radhyiallahu 'Anhu pergi ke rumah Sayyidina Arqam Radhyiallahu 'Anhu. Setelah bertemu, Sayyidina Abu Bakar Radhyiallahu 'Anhu segera memeluk Baginda Nabi Shallallahu 'alaihi Wasallam dan beliau pun memeluk Sayyidina Abu Bakar Radhyiallahu 'Anhu. 
 
Keduanya menangis, kaum muslimin yang berada di tempat itu menangis terharu tidak tahan melihat keadaan Sayyidina Abu Bakar Radhyiallahu Anhu. Lalu Sayyidina Abu Bakar Radhyiallahu 'Anhu meminta Baginda Nabi Shallallahu 'alaihi Wasallam agar mendoakan hidayah untuk ibunya dan mengajaknya masuk Islam.

Mula-mula Baginda Nabi Shallallahu 'alaihi Wasallam mendoakan ibunya, kemudian mengajaknya masuk Islam. Ibu Sayyidina Abu Bakar Radhyiallahu Anhu pun masuk Islam saat itu juga (dari kitab Khamis).

Faidah
Menyatakan cinta pada saat senang, lapang,, bahagia, dan sejahtera, sudah biasa dibuat oleh banyak orang. Namun, cinta dan rindu yang sebenarnya adalah yang masih kekal pada saat tertimpa musibah dan penderitaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ayat Ke-7 Pentingnya Amar Ma'ruf Nahi Mungkar

BAB KESATU AYAT-AYAT YANG MENEGASKAN PENTINGNYA MENYURUH KEPADA KEBAIKAN DAN MENCEGAH DARI KEMUNGKARAN AYAT KE-7 (Hal-XXX) BACA JUGA AYAT KE...