PASAL 2
ANCAMAN BAGI YANG MENINGGALKAN SHALAT BERJAMAAH
Hadits ke-6 (Hal-297)
Ibnu mardawaih Rahmatullah 'alaih telah meriwayatkan dari Al-Hibr Rahmatullah 'alaih, ia berkata "Demi Dzat yang telah menurunkan Taurat kepada Nabi Musa 'alaihissalam, Injil kepada Nabi Isa 'alaihissalam, Zabur kepada Nabi Dawud 'alaihissalam dan Al-Qur'an kepada Baginda Muhammad Shallallahu 'alaihi Wasallam, ayat-ayat berikut ini diturunkan mengenai nasib buruk pada hari kiamat yang akan menimpa orang-orang yang tidak shalat berjamaah di tempat adzan dikumandangkan. (Arti ayatnya adalah):" Pada hari ketika betis disingkapkan dan mereka dipanggil untuk sujud tetapi mereka tidak mampu sujud, pandangan mereka tunduk ke bawah karena malu, mereka diselubungi kehinaan dan sungguh semasa di dunia mereka diseru untuk sujud sedangkan mereka ketika itu dalam keadaan sehat wal afiat tetapi mereka enggan bersujud. " (Q.S. Al-Qalam 42-43) (H.R. Baihaqi, dari kitab Durrul Mantsur)
Faidah
Makna "hari betis disingkapkan" adalah tajallinya Allah yaitu Allah Subhanahu Wa Ta'ala menampakkan keagungan-Nya di padang mahsyar, sehingga seluruh kaum muslimin akan bersujud melihatnya, tetapi sebagian mereka ada yang punggungnya mengeras sehingga tidak dapat bersujud. Siapakah mereka? Ahli tafsir berbeda penafsiran mengenai hal ini.
Penafsiran Pertama, Ka'ab Al-Hibr Rahmatullah 'alaih, Sayyidina Ibnu Abbas Radhiyallahu 'anhuma, dan yang lain menafsirkan bahwa mereka adalah orang yang diseru untuk shalat berjamaah tetapi tidak memenuhinya.
Penafsiran Kedua, tertulis dalam kitab Bukhari, Sayyidina Abu Sa'id Al-Khudri Radhyiallahu 'Anhu berkata, "Aku mendengar Baginda Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wasallam bersabda," metreka adalah orang yang ketika di dunia shalat dengan riya' dan ingin dilihat oleh orang lain. "
Penafsiran Ketiga, menyatakan mereka adalah orang-orang kafir yang ketika di dunia benar-benar tidak pernah shalat.
Penafsiran Keempat, menyatakan bahwa mereka adalah kaum munafik, hanya Allah Subhanahu Wa Ta'ala-lah Yang Maha mengetahui dan Maha Sempurna ilmu-Nya
Sesuai sumpah Syaikh Ka'ab Al-Hibr Rahmatullah 'alaih, atas nama Allah Subhanahu Wa Ta'ala, diperkuat oleh penafsiran Sayyidina Ibnu Abbas Radhiyallahu 'anhu, sebagai Imam para mufassir menjelaskan betapa dahsyatnya huru-hara padang mahsyar, sehingga seluruh kaum muslimin sibuk bersujud. Tetapi, orang-orang yang tidak shalat berjamaah dengan penuh hina tidak dapat bersujud.
Selain itu masih banyak lagi Ancaman bagi orang yang meninggalkan shalat berjamaah. Sebenarnya satu ancaman pun tidak diperlukan oleh seorang muslim. Baginya perintah Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan Rasul-Nya adalah segala-galanya. Tetapi bagi mereka yang tidak menaati Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan Rasul-Nya, seribu ancaman pun tidak ada gunanya; tatkala waktu pembalasan tiba, barulah mereka menyesal namun penyesalan itu sia-sia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar