Sabtu, 08 Januari 2022

Bukan Shalat yang Sempurna Kalau Tidak Mencegah dari Kemungkaran

PASAL 3

HADITS-HADITS MENGENAI IKHLAS, KHUSYU' DAN KHUDU'

HADITS KE-7 (Hal- 321)

Dari Sayyidina Imran Bin Hushain Radhyiallahu 'anhu, ia berkata, "Baginda Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wa sallam ditanya mengenai firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala (yang artinya)," Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan munkar. "Baginda Nabi Shallallahu 'alaihi Wasallam bersabda," Barangsiapa yang shalatnya tidak dapat mencegahnya dari perbuatan keji dan munkar, itu bukanlah shalat (yang sempurna). " (H.R. Ibnu Abi Hatim dan Ibnu Mardawaih dari kitab Durrul Mantsur)

Faidah

Shalat merupakan sesuatu yang amat berharga, jika shalat dilakukan dengan cara yang benar, shalat akan membuahkan hasil, yaitu akan mencegah kita dari hal-hal yang tidak patut. Jika kita belum memperoleh hasil ini, hendaknya kita meyakini bahwa Shalat kita belum sempurna. 

Sangat banyak hadits yang meriwayatkan tentang masalah ini. Di antaranya, sayyidina Ibnu Abbas Radhiyallahu 'anhu berkata, "shalat menghentikan dari berbuat dosa (yang sedang dilakukan) dan shalat menjauhkan dari perbuatan dosa (di masa yang akan datang)."

Sayyidina Abul Aliyah Radhyiallahu 'Anhu mengatakan, maksud firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala:

اِنَّ الصَّلٰوةَ تَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَاۤءِ وَالْمُنْكَرِ

"Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan munkar." (Q.S. Al-Ankabut :45)

Adalah hendaknya ada tiga hal dalam shalat, yakni ikhlas, takut kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala, dan Dzikrullah. Jika dalam shalat tidak terdapat tiga hal tersebut maka bukankah shalat yang sempurna. 

Ikhlas selalu menarik ke arah amal Shalih. Takut kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala menjauhkan diri dari perbuatan munkar. Dzikrullah adalah membaca Al-Qur'an yang dengan sendirinya mengajak kepada perbuatan baik dan mencegah kemungkaran.

Dari Sayyidina Ibnu Abbas Radhiyallahu 'anhuma, Baginda Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wasallam bersabda, "shalat yang tidak dapat mencegah perbuatan munkar dan amalan-amalan yang tidak sesuai, shalat itu tidak mendekatkan kita kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Bahkan menjauhkan kita dari-Nya." 

Sayyidina Hasan Radhyiallahu 'Anhu juga meriwayatkan sabda Baginda Nabi Shallallahu 'alaihi Wasallam yang berbunyi, "Jika shalat seseorang tidak menghalanginya dari perbuatan buruk, maka itu bukanlah shalat. Bahkan shalat seperti itu akan menjauhkannya dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala." 

Sayyidina Ibnu Umar Radhiyallahu 'Anhu meriwayatkan hal yang sama. Sayyidina Abdullah Bin Mas'ud Radhiyallahu 'Anhu meriwayatkan bahwa Baginda Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wasallam bersabda, "Barangsiapa tidak mengikuti kehendak shalat, maka dia belum shalat. Mengikuti kehendak shalat adalah dengan meninggalkan perbuatan keji dan munkar."

Sayyidina Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu berkata," Seseorang datang kepada Baginda Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wa sallam dan berkata, "Si Fulan suka mengerjakan shalat Tahajjud malam hari, tetapi Pagi harinya ia mencuri. "Beliau bersabda, "Dalam waktu dekat shalat itu akan menghentikannya dari perbuatan itu." (Dari kitab Durrul Mantsur)

Dari hadits-hadits di atas kita dapat mengetahui bahwa seseorang yang selalu sibuk bermaksiat kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala hendaknya ia benar-benar menyibukkan diri dengan Shalat yang benar, sehingga perbuatan buruknya akan hilang dengan sendirinya. 

Untuk menghilangkan perbuatan buruk sangat sulit dan memerlukan waktu lama. Sedangkan menyibukkan diri di dalam shalat itu mudah dan tidak memerlukan waktu yang lama. Dengan keberkahan shalat, kebiasaan buruk itu akan hilang. Sehingga Allah Subhanahu Wa Ta'ala memberikan Taufik kepada kita agar dapat menunaikan shalat sebaik-baiknya.


BACA JUGA >>> | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | KEMBALI

.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ayat Ke-7 Pentingnya Amar Ma'ruf Nahi Mungkar

BAB KESATU AYAT-AYAT YANG MENEGASKAN PENTINGNYA MENYURUH KEPADA KEBAIKAN DAN MENCEGAH DARI KEMUNGKARAN AYAT KE-7 (Hal-XXX) BACA JUGA AYAT KE...